HATI-HATI, INILAH EFEK NEGATIF DARI SERINGNYA MENONTON FILM UTTARAN.. SEBARKAN.!!! - Berita Hot Terkini
loading...

HATI-HATI, INILAH EFEK NEGATIF DARI SERINGNYA MENONTON FILM UTTARAN.. SEBARKAN.!!!

Ads
Kata bahaya dalam judul tak pakai sinyal kutip, lantaran memanglah terang serta dapat di pastikan untuk memperoleh perhatian serius. Kalau ada pendidikan moral
yang salah serta salah kaprah, bahkan juga dapat tertanam di mindset memiliki nuansa negatif untuk beberapa penggemarnya. Mungkin saja untuk tingkatan orang-tua yang melihat,

dapat lihat dan menilainya dari beragam pojok pandang sosial, namun bakal lain lagi apabila untuk beberapa ABG yg masihlah labil!
Bermula dari kegemaran anak wanita saya (fans film India), tiap-tiap pulang sekolah segera standy by sepanjang 2, 5 jam (senin-jumat) serta 3 jam (sabtu-minggu). Pikirkan penayangan yang demikian lamanya, sehari-hari tidak ada jeda saat yang teratasi. Hingga saya penasaran, menyerupai apakah film itu?

serta pada akhirnya saya ikut mengikuti sebagian episode, serta bila tak nonton jadi anak bercerita menyerupai apa jalan ceritanya.Serta atas apa yang saya saksikan, sungguh salah satu tayangan yang miris. Tersebut sedikit Kesimpulannya :

1. Pada awal tampil bercerita cerita mengenai anak mungil dari kampung (icha kecil) dengan beragam alur ceritanya. Mungkin saja dapat disebut itu cocok untuk dilihat anak sewaktu pulang sekolah. Bahkan juga Icha kecil memiliki yang diimpikan menginginkan jadi orang besar, namun mendadak jalan narasi demikian gampang dibalikan jadi

cerita mengenai Icha dewasa. lantas apa segi negatifnya? Bila diliat lanjutannya, Icha cuma penuh kerumitan mengenai cinta segitiganya. Lantas yang diimpikannya cuma dikira angin lantas, yang mana efeknya : pemirsa tingkat anak/remaja yg labil, mungkin " ikuti " bagaimana tokoh paling utama yang demikian gampang melepas hari esok cuma untuk hasrat semu?

2. Icha kecil adalah gadis penurut serta pandai, namun sewaktu dewasa jadi gadis yang " ditokohkan " alim namun keras kepala. Ibunya yang demikian baik kerapkali ditentang serta dibantah, serta bapak angkatnya yang demikian bijaksana juga kerapkali tidak dikira (bahkan juga dibohongi dari belakang dalam cerita pernikahan palsunya). lepas dari apa pun maksud serta maksud seseorang anak, tetap harus orang-tua menginginkan yg paling baik untuk saat depannya. Diluar itu, salah satu kekeliruan (dosa besar) apabila menentang orang-tua yang membesarkan dengan sulit payah, lantas cuma untuk cinta keluarga dilawan! Bahkan juga, ibunya sekian kali mesti tunduk atas " keinginan bodoh " anaknya, bila tak dituruti memberi ancaman bakal kabur. Efeknya : pemirsa anak/remaja mungkin ikuti langkah menyerupai itu, lantaran dikira langkah bagus untuk wujudkan keinginan/hasrat.

3. Tokoh Tapasya (anak dari ayah angkatnya), berencana pembunuhan untuk Icha dengan memakai bekas pacarnya. Pikirkan saja, untuk perasaan yang terlalu berlebih hingga menghalakan semua langkah walaupun mesti menyingkirkan nyawa saudara angkatnya? Salah satu peringatan keras atas apa yangdisiarkan film serial itu. Efeknya : mungkin anak/remaja yang melihat memiliki respon, kalau membunuh adalah langkah paling baik

merampungkan dendam/cemburu/sakit hati/atau hal negatif yang lain.

4. Tokoh Icha yang demikian menyayangi saudarinya Tapasha (walaupun bertepuk samping tangan), demikian gampang menurut serta taat, dijodohkan dengan pemabuk manggut-manggut saja walaupun ibunya menentang (namun tidak berhasil), lantas detik-detik bakal dinikahkan dengan pria idamannya, jadi ingin juga digantikan oleh Tapasya walau sebenarnya ibunya memohon bertekuk lutut janganlah dikerjakan. Lalu yang paling baru dijodohkan dengan pecandu narkoba juga ingin, walau sebenarnya ibunya bersedihlantaran tak sepakat (ntah apa lanjutannya). Yang bikin bingung yaitu, Icha sebagai gadis baik namun ibu sendiri (walau seseorang pembantu) tak dihargai serta dihormati sekalipun? efeknya : anak/remaja yang melihat mungkin pikirkan kalau, toh gadis baik-baik juga membetulkan untuk melawan ibu kandungnya? Tidakkah dalam ajaran agama manapun, seseorang ibu begitu tinggi kedudukannya!

5. Tokoh Icha sering kali membohongi serta menutupi semua peristiwa dari orangtuanya, walau sebenarnya yang terserang efeknya adalah semuanya keluarga. Yang kita kenali dalam dunia kenyataan, anak yang yg betul-betul baik serta alim, selalu memprioritaskan kejujuran walaupun sepahit apa pun, dan senantiasa terbuka atas semua permasalahan pada kepada orang-tua. Efeknya : anak/remaja yang melihat dapat berasumsi kalau, bohong serta tertutup adalah sikap yang pas dalam melakukan kehidupan!

6. Tokoh Tapasya coba bunuh diri dengan berupaya memotong urat nadi, lantaran ada hasrat yg tidak dapat didapatkannya yakni cinta seseorang lelaki. Serta tokoh Frans coba bunuh diri dengan meloncat dari atas tempat tinggal, argumennya juga sama lantaran cemas tidak berhasil memperoleh cinta seseorang wanita.

Efeknya : Usaha bunuh diri dapat dikira sebagai jalan keluar tepat menghimpit orang-tua, lantaran dalam film uttaran memerlihatkan " kesuksesan " lewat cara menyerupai sekian

7. Film serial Uttaran tak memperoleh label spesial 17 th. keatas, atau memperoleh peringatan harus didampingi orang-tua. Walau sebenarnya bila dikaji dalam film itu, yang namanya label bukanlah untuk sebatas adegan berbentuk seksual semata (sensor dada), namun mengenai perilaku kekerasan (pembunuhan, mabuk2an, narkoba) serta pendidikan moral yang salah juga mesti di perhatikan! Terlebih Uttaran bermula untuk anak-anak lalu meloncat jadi tayangan film dewasa..

Dari apa yang saya berikan di atas, jadi saya dengan cara pribadi segera menyuruh anak tak akan melihat film itu. Lalu memberi tuntunan untuk meluruskan apa sajakah yang salah sepanjang penayangan, hingga jangan pernah memengaruhi pola fikirnya! Terlebih namanya anak/remaja memilikidaya ingat kuat, dalam menyerap apa pun yang diliat dan didengarnya.. Sungguh peran utama orang-tua dalam memonitor apa yang dikerjakan/ditangani anak, sebaiknya jadi prioritas paling utama dalam pendidikan di rumah. Lantaran tayangan tv dan internet telah makin susah dipantau oleh pihak-pihak berkaitan, terlebih pihak pengelola siaran memprioritaskan usaha serta rating, namun kerap sekali tidak pedulikan dampak negatif dari apa yang dipertunjukkan.

Note : Pihak sensor yang paling paling baik untuk anak, tidaklah Menkominfo serta maupun media. Tetapi kita sebagai orang-tua, yang harus serta ekstra ketat dalam melindungi mata serta telinga anak dari semua suatu hal yang dilihatnya..

Subscribe to receive free email updates: